online degree programs

Selasa, Oktober 28, 2008

Dari Sumpah Pemuda Ke Sumpah Pocong

Dari Sumpah Pemuda Ke Sumpah Pocong
*Muhtar Said C.S.H*

Sumpah Pemuda
Sumpah pemuda sudah luntur ditelan oleh keadaan zaman, para pemuda sudah mulai berpikiran praktis demi kepentingan dirinya sendiri, oleh karenanya Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, berarti mengingatkan kita tentang kekuatan yang dimiliki para pemuda sangatlah besar, maka harus dijadikan renungan. Sudah saatnya pemuda ikut unjuk gigi dalam hal keiktusertaannya membangun bangsa.
Sejarah mengatakan pada tahun 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, 1978 dan 1998 pemuda menjadi alat penggerak dalam pergerakan. Khususnya pada tahun 1928 tanggal 28 Oktober terjadi suatu peristiwa yang dipelopori oleh para cendikiawan muda dengan mendeklarasikan sumpah pemuda, untuk menyatukan sinergritas pergerakan. Sumpah pemuda merupakan salah satu dari pergerakan yang dipelopori kaum muda, yang bertujuan membangkitkan rasa nasionalisme bangsa ditengah penindasaan kaum penjajah.
Mahasiswa
Pemuda identik dengan mahasiswa, karena mahasiswa agen perubahan. Akan tetapi, sekarang terbalik 180 derajat. Mahasiswa sebagai kaum muda yang diharapkan mampu membangun negara yang masih terpuruk ini, terjebak dalam kehidupan yang egoistis atau individualistik. Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri. Dalam pikiran mereka hanya terdapat perkataan “setelah lulus saya mau melamar pekerjaan”. Itu menandakan mereka mementingkan dirinya sendiri, hanya sedikit mahasiswa yang berfikir “setelah lulus saya akan membuat lapangan pekerjaan”.
Penerapan Sifat individualisme sungguh bertolak belakang dengan para seniornya dulu, Tahun 1998 mahasiswa hanya mampu menjadi pendobrak, belum bisa menjadi pengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh orba, karena mereka belum siap menerima suasana baru. Mahasiswa yang hidup pada zaman sekarang diharapkan bisa mengisi kekosongan tersebut tapi mereka tidak menyadarinya, hal ini menunjukana rasa nasionalis mereka berada dibawah kepentingan individualis.

Sumpah Pocong
Nasionalisme yang dibangun oleh mahasiswa pada tahun 1928, hanya dijadikan sebagai hari-hari nasional, Subtansi sebuah sumpah pemuda tidak dihayati dan dilaksanakan di zaman sekarang. Dulu pemuda-pemuda bersatu untuk membangun bangsa, sekarang pemuda malah bercerai berai. sedangkan organisasi Mahasiswa sepeti BEM/DPM-alat perjuangan mahasiswa-, sekarang identik dengan sekumpulan panitia kegiatan yang tidak mempunyai rasa kerakyatan. Organ ekstra kampus menjadi harapan terakhir, tapi mereka malah saling bermusuhan tidak mau bergerak dan berjuang bersama-sama. PMII, LMND, HMI, KAMMI dan GMNI sibuk dengan kepentingan masing-masing kelompoknya. Yang jadi pertanyaan “apakah perlu para pemuda disumpah POCONG” agar bisa bersatu kembali dan bergerak bersama-sama untuk menerapkan rasa nasionalisme berada diatas individualisme ditengah penindasan para kaum kapitalis. Karena sumpah pocong merupakan ritual yang paling disakralkan di masyarakat, ketimbang sumpah-sumpah yang lainnya.
Kapitalis sudah menjadi hantu yang berkeliaran bebas, bangsa Indonesia dijadikan buruh dirumahnya sendiri. Maka jika boleh meminjam ajaran Karl Marx hanya ada dua kata “rebutlah perubahan”. Dimulai dari menanamkan jiwa nasionalis didalam dirikita sendiri dan berjuang membangun bangsa bersama-sama tanpa memandang golongan, ras, suku, ormas dan agama. Jadikanlah cinta tanah air sebagai patokan untuk persatuan.

*Mahasiswa Hukum*
Said_muhtar@yahoo.co.id

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Yang Terpenting bukan, sumpah. tapi Komitmen pemuda.

Wiwik

Anonim mengatakan...

kata Gus Dur, nggak usah sumpah-sumpah sagala... ntar banyak dosanya kalo banyak sumpah-sumpah...

he he...

salam,
taufiq

Anonim mengatakan...

Mas taufik yang baik. sebelum gusdur terlebih dahulu ALghazali tidak pernaha mengatakan sumpah, karena semakain banyak orang bersumpah berarti orang itu semakin pula nilai kepercayaannya itu rendah.
mungkin beitu juga yang dialami para pejabat kita yang selalu bersumpah ketika pelantikan, berrati mereka juga sering ngapusi.makannya banyak korupsi.
sumpah memang sudah diajarakan sejak dini dari pelantikan BEM, coba orang yang masuk bem Fakultas kemudian BEM universiatas mereka sudah bersumpah-sumpah terus. berrti mereka didik untuk ngapusi...he..he...
sujokno aku pas disumpah meneng wae