online degree programs

Senin, Oktober 13, 2008

Oleh-oleh Lebaran dari Saya

oleh: Muhammad Taufiqurrohman

Ada ungkapan yang selalu disampaikan orang tua kepada anak-anaknya ketika sang anak mendapatkan nikmat, seperti "alhamdulillah, syukur nak atas nikmat yang diberikan Alloh kang murbing dumadhi". Kira-kira begitulah orang tua ketika anaknya mendapatkan rizki uang yang banyak, mobil mewah, karir yang melejit, jabatan yang terhormat bahkan gelar pendidikan yang tinggi. Bukankah sangat wajar seorang orang tua bahagia atas kesuksesan dan perolehan nikmat yang didapatkan anaknya?

Tidak, bagi saya. Ada budaya keterburu-buruan untuk mengatakan bahwa sesuatu itu merupakan nikmat dan oleh karenanya pantas disyukuri. Persoalannya adalah tidak ada pertanyaan yang didesakkan sebelum sesuatu itu dikatakan nikmat dan bukannya azab atau ujian atau musibah? Saya terheran-heran mengapa definisi nikmat itu menjadi demikian sempit sebatas hanya perolehan materi seperti uang, mobil, motor, hp, jabatan, karir dan gelar yang sangat fana dan bukannya proses yang menghasilkan segalamateri itu. Mengapa pengertian tentang nikmat bukanlah sesuatu yang jauh lebih mulia seperti kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, dan kepedulian sosial yang dimiliki oleh seorang anak manusia.

Apakah uang berlimpah yang dihasilkan dengan cara menipu dan merentenir adalah nikmat? Apakah mobil mewah hasil korupsi adalah nikmat? Apakah jabatan yang terhormat tetapi tidak amanah adalah nikmat? Apakah gelar tinggi yang hanya bertujuan meningkatkan gengsi pribadi dan apalagi hanya sekadar syarat kenaikan karir adalah nikmat?

Saya ingin kita bersama-sama memeriksa kebiasaan kita menilai kembali tentang apakah sesuatu itu nikmat atau laknat? Saya tiba-tiba teringat ayat al Quran dalam surat al Fatikhah, ihdinassirootolmustaqiim. shirootolladziina an’amta ‘alaihim ghoirilmaghdlubi 'alaihim walalddoolliin. Yang kira-kira artinya begini: tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus. Yakni, jalan orang-orang yang engkau beri nikmat dan bukanlah jalan orang-orang yang engkau laknati dan orang yang tersesat. Apakah nikmat? Menurut saya, nikmat adalah segala sesuatu yang dihasilkan daro proses yeng melalui jalan yang lurus itu? Menurut saya lagi, segala produksi hasil yang tidak dilakukan melalui proses jalan yang lurus itu adalah bukan nikmat melainkan laknat. Sampai disinilah saya berafirmasi terhadap apa yang saya katakana jalan lurus itu yakni kejujuran, keikhlasan, kebenaran, kepedulian sosial, kebaikan dan bukannya jalan keculasan, keserakahan, kebohongan, dan kemunafikan.

Saya teringat apa yang disampaikan oleh Prof Mujahirin Tohir di seminar yang diadakan BEM FBS dulu, beliau mengatakan bahwa ada yang salah kaprah dalam tradisi jawa dengan pembedaannya “wis dadi wong(sudah jadi orang)” dan “durung dadi wong(belum jadi orang)”. Seorang tetangga selalu mangatakan begini, “itu lo anaknya bapak anu sudah jadi orang; rumahnya bagus, jabatannya tinggi jadi Presiden RI dan tanahnya minta ampun hamper separo desa ini”. Atau sebaliknya, “lha itu si ini belum jadi orang kerjanya cuman kuli panggul pasar”.

Yah, wong? Yah, manusia? Apakah wong? Apakah manusia? Dan apakah belum manusia? Apakah durung dadi wong? Inilah kira-kira oleh-oleh lebaran yang bisa saya bagikan. Mohon maaf lahir batin.

Salam ta'dzim,
Taufiq

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sembari mengucapkan Selamat hari raya Idul Fitri dan mohon maaf lahir batin buat semuanya warga komunitas embun pagi, saya kabarkan peluang untuk meraih beasiswa sbb.

YUDHIE HARYONO FELLOWSHIP.

Alangkah terasingnya bangsa ini. Abad besar telah melahirkannya, namun negeri ini tumbuh sebagai pengecam bahkan pembunuh sejarahnya sendiri. Padahal, yang menempa bangsa ini adalah sejarah yang kerangka besinya melahirkan gagasan-gagasan besar. Sayangnya, kerangka besi tersebut makin lapuk dan mengkarat karena para generasi tuanya larut oleh limbo romantisme sejarah. Sedang generasi mudanya membusuk dalam sikap dan amoral yang melumpuhkan.

Agar bangsa tak makin hancur, dan dalam rangka menumbuh kembangkan gagasan-gagasan orisinil plus kreatif yang kini telah menjadi benda langka, Yudhie Haryono, seorang penulis kreatif yang menggagas saatnya kaum muda memimpin, penemu teori psiko-hermeneutik dan pendiri NUSANTARA CENTRE, akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa S1, S2, dan S3 di Indonesia.

YUDHIE HARYONO FELLOWSHIP adalah amanat yang dipercayakan oleh Yudhie Haryono kepada NUSANTARA CENTRE untuk diselenggarakan sebagai manifestasi kecintaan anak bangsa yang selalu rindu akan hadirnya sebuah generasi manusia utama. Manusia yang cinta dan menghargai kebijaksanaan sebuah pengetahuan. Kelak, dengan modal inilah kerangka besi masa depan bangsa ini kita tempa sekokoh mungkin sehingga tidak hanya menjadi timbunan sejarah. Kelak, beberapa dekade dan zaman yang akan kita jalani, semoga makin membuat optimis rakyatnya.

YUDHIE HARYONO FELLOWSHIP diadakan 1 kali dalam setahun dan akan diberikan kepada 9 penulis terbaik. Masing-masing 3 buah naskah skripsi, 3 buah naskah tesis dan 3 buah naskah disertasi. Tulisan-tulisan terbaik yang terpilih akan diterbitkan menjadi buku yang disebarkan ke seluruh Indonesia.

Beasiswa akan diberikan kepada mahasiswa S1,S2, dan S3 yang sedang menulis skripsi, tesis, dan disertasi atau yang sudah menyelesaikan penulisannya. Untuk skripsi sebesar 3 juta rupiah, tesis sebesar 6 juta rupiah, dan disertasi sebesar 9 juta rupiah.

Syarat-syarat penulisan; 1). Tema terkait dengan politik, ekonomi, dan keagamaan (pilih salah satu) 2). Mengirimkan naskah skripsi, tesis atau disertasi dalam bentuk cetak (hard copy) dan file (soft copy) 3). Mengirimkan surat permohonan dan CV. 4). Menyertakan photo copy kartu tanda mahasiswa (KTM).

Batas pengiriman naskah untuk tahun 2008 diterima oleh panitia selambat-lambatnya pada 31 Desember 2008. Hasil seleksi panitia bersifat final, mengikat dan tidak dapat diganggu gugat. Pengumuman akan disampaikan lewat media cetak nasional.
Saatnya kita bangkit bergerak guna menyelamatkan bangsa dengan membibit potensi yang terserak. Potensi kaum muda Indonesia.


Naskah Dikirimkan ke Sekretariat:
Nusantara Centre, C/q: Ahmad Fauzi
Jl. Mampang Prapatan IV/80 Jakarta Selatan
12790 Indonesia
Tel/Fax: +62-21-92677714/7990375
Hotline: +62-21-92677714
Mobile: +62-817297820
Email: nusantaracom@yahoo.com
Website: http://www.nusantaracentre.com

NB: bisa juga dialamatkan ke email saya...terima kasih

salam,


Edi Subkhan